




Perjalanan PERSIBA dari sejak berdirinya, mengalami pasang surut dalam prestasi maupun manajemennya, hal itu tidak lepas dari keaktifan pengurus dan dana yang dari dulu masih ditopang oleh bantuan atau dana dari pemerintah, dan iuran dari KORPRI.
Tetapi pengurus tidak pernah putus asa, terbukti dengan kompetisi intern PERSIBA berjalan dengan mulus dan lancar, bahkan merupakan kegiatan kompetisi yang berjalan paling baik di DIY. Untuk prestasi yang paling tinggi, PERSIBA hanya masuk dalam babak pertama untuk tingkat nasional setelah menjuarai tingkat Pengda PSSI DIY, itupun karena PSIM dan PSS telah masuk di Divisi Satu dan Liga Utama. Letak kegagalan tersebut disamping karena dana yang minim, juga karena sumber daya yang pas-pasan, sedang tim lain ditunjang oleh dana yang cukup juga pemain berkualitas yang diambil dari luar daerah mereka.
Angin segar berhembus ketika sosok Drs.H.M.Idham Samawi hadir di bumi Projotamansari. Kompetisi antar perkumpulan anggota PERSIBA berjalan lancar dengan dukungan dana dari Pemerintah Kabupaten Bantul, bahkan juara dari masing-masing divisi mendapatkan uang pembinaan yang merupakan barang langka pada kompetisi-kompetisi sebelumnya.
Kompetisi antar perserikatan se Pengda PSSI DIY, selalu mendapatkan juara dengan suntikan dana yang lebih cukup untuk ukuran Divisi Dua. Bahkan pada tahun 2004 anggota PERSIBA yang terdiri dari 75 perkumpulan aktif mendapat dana stimulan masing-masing sebesar Rp. 1.000.000,00 luar biasa.
Gebrakan Pak Idham pertama muncul ketika Liga Remaja dibawah Usia 18 tahun tampil ditingkat nasional, sungguh prestasi yang baru pertama kali terjadi dari persepakbolaan di Bantul. Apalagi ketika direkrutnya pelatih nasional Andi Lala untuk menangani tim liga remaja tahun 2003, PERSIBA yang mentargetkan masuk 16 besar nasional ternyata justru masuk enam besar nasional dari 400 ratusan anggota PSSI, sungguh prestasi yang luar biasa. Perlu hadirin ketahui Boaz Salosa yang pemain nasional itu, tidak berkutik ketika melawan anak-anak asli Bantul di Jepara dalam babak 8 besar Liga Remaja tahun 2003, kita bermain 1-1 dengan timnya Boaz Salosa.
Tahun 2004 merupakan tonggak sejarah persepakbolaan di Kabupaten Bantul, setelah menunggu selama 37 tahun akhir dapat juga masuk ke Divisi Satu Liga Indonesia. Sosok Idham Samawi berperan besar dalam keberhasilan ini, yang tentu saja didukung oleh dana APBD Kabupaten Bantul dengan persetujuan DPRD.
Pembangunan Stadion Sultan Agung, merupakan kebanggaan warga kabupaten Bantul umumnya dan penggemar olahraga khususnya sepakbola, bahkan pelatih Nasional PSSI asal Inggris Peter Withe terkagum-kagum melihat rumput di lapangan Pacar.
Tahun 2005 PERSIBA mendapat kepercayaan dari PSSI untuk melanjutkan pembinaan pemain masa depan Indonesia, Tim Nas U-20 dititipkan di Bantul untuk dibina dan diikutsertakan dalam Kompetisi PSSI Liga Indonesia Tahun 2005, padahal ada beberapa klub yang telah meminangnya.
Tahun 2006 yang lalu kembali PERSIBA berlaga di tingkat Divisi Satu Liga Indonesian dengan materi dan persiapan yang lebih matang. Namun di tengah mengikuti kompetisi, pada tanggal 27 Mei 2006 Bantul diguncang bencana alam gempa tektonik sehingga dengan dengan terpaksa PERSIBA mengundurkan diri dari ajang Kompetisi Divisi Satu Liga Indonesia. Begitupun dengan roda kompetisi Pengcab PSSI Kabupaten Bantul dengan terpaksa juga dihentikan.
Tahun 2007, PERSIBA mempersiapkan diri untuk kembali berlaga di Kompetisi Divisi Satu Liga Indonesia. Sejumlah pemain telah direkrut dengan target PROMOSI ke Divisi Utama! Akhirnya, dengan dukungan rakyat Bantul Persiba Bantul mampu lolos ke Divisi Utama.
Stadion Sultan Agung diresmikan oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X bertepatan saat acara pembukaan PORDA DIY IX-Bantul tanggal 24 Juni 2007. Meskipun baru diresmikan pada tahun 2007, stadion ini sudah digunakan untuk menggelar pertandingan sepakbola baik lokal Bantul maupun pertandingan Kompetisi Liga Indonesia sejak tahun 2005.
Pembangunan Stadion Sultan Agung dilakukan secara bertahap, pada tahun 2004 telah diselesaikan pembangunan lapangan dengan rumput berkualitas tinggi serta sebagian tribun terbuka sebelah timur.
Menjelang Kompetisi Divisi Utama 2008 pada bulan Juni telah diselesaikan pembangunan tribun terbuka yang melingkari 70% lapangan (utara, timur, selatan). Sementara, tribun sebelah barat lapangan belum direalisasikan pembangunannya.