Senin, 02 November 2009

Lelah Habis Lari 2,4 KM, Rekor Belum Terpecahkan

Ternyata lelah juga habis olahraga lari jarak jauh 2,4 Km lelah juga. Saya sendiri merasakannya. Tepatnya hari senin(2/11) pagi menjelang siang. Ternyata saya waktu SMP lebih kuat. Buktinya rekor 13 menit 57 detik belum terpecahkan. Malah turun drastis sekitar 6 menit, yaitu 19 menit 40 detik. Mungkin karena lintasan dan waktu yang berbeda. Di SMP lari dimulai setengah 8 sementara itu di SMA dimulai pukul 10. Semakin siang kan semakin panas. Saya start pukul 10:10:20 dan finish tepat setengah 11. Entah kebetulan atau memang pertanda baik akan mendapat rejeki atau apa, saya tidak tahu. Sebetulnya setelah lari saya ditawari mondok gratis di PKU dan beberapa rumah sakit lain dekat sekolah, termasuk RS Panembahan Senopati. Mungkin mereka pikir setelah saya mendapat layanan yang memuaskan dari rumah sakit, saya akan menulisnya diblog yang dibaca tak kurang dari 1 juta orang setiap hari ini. Tapi saya tidak mau makan hak rakyat kecil. "Yang ditawari mondok/berobat gratis itu sebenarnya orang-orang yang kurang/tidak mampu. Bukan orang yang kaya raya seperti saya" Kata saya pada semua pegawai RS yang mendatangiku. "Tidak mas, kita hanya ingin memastikan anda tidak kenapa napa. Nanti kalau anda sakit blog ini siapa yang mengurus?" Bantah mereka. "Oya ya." Jawab saya. Lalu ada pengemis yang sakit-sakitan melintas. Dia bilang butuh biaya berobat. Saya suruh saja pegawai-pegawai rumah sakit yang menawari saya berobat tadi. Mereka membawa pengemis itu ke rumah sakit. Entah diobati atau tidak. Setelah mereka pergi, saya ganti baju. Akhirnya saya mondok di UKS sambil merenung."Mengapa saya menolak mondok di Njebugan kalau akhirnya mondok di tempat yang kurang terhormat ini(UKS). Saya menyesal sekaligus bangga. Bangga karena sudah membantu rakyat kecil dan menyesal karena tidak menerima tawaran mondok gratis. Toh walaupun saya menerima tawaran itu, bisa saja saya tidak tulis pengalaman tersebut. Tapi nyatanya, saya menolak tawaran mondok gratis dan justru menuliskannya di blog ini.(Tidak semua kejadian di entri ini fakta, tapi ada sedikit dramatisasi sebagai bumbu cerita.)

Tidak ada komentar: